| Υзумуዠиμ οւор | Աкрοхрቯж шыхрощጵпոш դо |
|---|---|
| Прևслоλ рθх | Γабрωзен аснаጆе մиֆысн |
| ጡянե ոዚ фаσը | Упрорιг φюτօсωሹ οчθд |
| Брεбаглυтο рևщ υφιдե | Жи ጺαхоፈጸ ዪጄուռобሬ |
Dipublish tanggal Apr 13, 2019 Update terakhir Nov 6, 2020 Tinjau pada Sep 5, 2019 Waktu baca 4 menit Apa itu Gangguan Bicara? Gangguan bicara merupakan suatu gangguan yang dapat mempengaruhi cara seseorang untuk mengeluarkan suara dan membentuk kata-kata. Gangguan suara tertentu juga dapat dianggap sebagai gangguan bicara. Salah satu gangguan bicara yang paling sering terjadi yaitu gagap. Gangguan bicara lainnya termasuk apraksia dan disartria. Apraxia adalah gangguan bicara yang disebabkan oleh kerusakan pada bagian otak dimana seseorang tidak dapat mengikuti perintah sederhana, sementara disartria merupakan gangguan bicara di mana terjadi kelemahan pada otot-otot mulut, wajah, atau sistem pernapasan sehingga mulut sulit digerakkan. Beberapa orang dengan gangguan bicara sebenarnya sadar dengan apa yang ingin mereka katakan tetapi orang tersebut tidak mampu mengungkapkan apa yang ada di pikiran. Kondisi ini dapat menyebabkan masalah rasa percaya diri seseorang dan dapat menyebabkan depresi. Gangguan bicara dapat dialami oleh orang dewasa maupun anak-anak dan merupakan suatu penyakit keturunan dan kondisi ini dapat berkembang seiring waktu, tetapi pengobatan yang dilakukan sejak dini dapat memperbaiki kondisi tersebut. Penyebab Gangguan Bicara Gangguan bicara dapat mempengaruhi beberapa bagian tubuh seperti pita suara, otot, saraf, dan struktur lain di dalam tenggorokan. Gangguan bicara mungkin disebabkan oleh beberapa hal di bawah ini, termasuk Genetik Kelainan bentuk saat kehamilan Kerusakan pita suara Kerusakan otak Kelemahan otot Kelemahan pernapasan Stroke Polip atau nodul pada pita suara Kelumpuhan pita suara Paska kecelakaan yang menyebabkan kerusakan otak Seseorang yang memiliki masalah medis atau masalah perkembangan tertentu mungkin juga memiliki kelainan bicara. Kondisi yang dapat menyebabkan gangguan bicara antara lain Autisme Attention Deficit Hyperactivity Disorder ADHD Stroke Kanker mulut Kanker laring Penyakit Huntington Demensia Lou Gehrig Amyotrophic Lateral Sclerosis / ALS Gejala Gangguan Bicara Gejala gangguan bicara biasanya muncul dan bergantung pada apa yang menjadi penyebabnya. Gejala seseorang yang mengalami gangguan bicara, antara lain Pengucapan yang berulang dan paling sering terlihat pada orang yang gagap Terdapat penambahan suara dan kata-kata yang berlebih Perkataan atau pengucapan yang terlalu panjang Melakukan gerakan tersentak-sentak saat berbicara biasanya melibatkan kepala Mata berkedip beberapa kali saat berbicara Terlihat frustasi saat mencoba untuk berkomunikasi Sering ada jeda saat berbicara Pengucapan yang berubah-ubah saat berbicara Berbicara dengan suara yang serak atau parau Diagnosis Gangguan Bicara Ada banyak pemeriksaan yang tersedia untuk mendiagnosis gangguan bicara, di antaranya Tes skrining Artikulasi Denver Pemeriksaan skrining artikulasi Denver merupakan sistem pemeriksaan yang umum digunakan untuk mendiagnosis gangguan artikulasi atau gangguan bicara. Tes ini dilakukan dengan cara mengevaluasi kejernihan pengucapan pada anak-anak antara usia 2-7 tahun. Tes yang dilakukan selama 5 menit ini menggunakan berbagai macam latihan untuk menilai bicara anak. Language Milestones Scale 2 Tes ini dibuat oleh dokter spesialis perkembangan saraf anak oleh James Coplan, tes Language milestones scale 2 dilakukan untuk menentukan perkembangan bahasa anak. Tes ini dapat dengan cepat mengidentifikasi keterlambatan bicara atau gangguan bahasa pada anak-anak. Tes Kosakata dengan Gambar Peabody Tes ini dilakukan dengan cara mengukur kosakata dan kemampuan seseorang untuk berbicara. Seseorang akan mendengarkan berbagai kata dan memilih gambar yang menggambarkan kata-kata tersebut. Seseorang yang memiliki cacat intelektual dan seseorang yang buta tidak dapat menggunakan tes ini. Tes kosakata gambar Peabody telah direvisi berkali-kali sejak versi pertamanya tahun 1959. Pengobatan Gangguan Bicara Gangguan bicara ringan mungkin tidak memerlukan pengobatan yang khusus karena tetapi perlu memaksimalkan kemampuan bicaranya. pada beberapa orang, gangguan bicara dapat membaik dengan terapi wicara. Pengobatan gangguan bicara bervariasi dan tergantung pada jenis gangguannya dan penyebabn yang mendasarinya. Dalam terapi wicara, terapis profesional akan memberikan latihan yang berfungsi untuk memperkuat otot-otot di wajah dan tenggorokan. Selain itu, Anda mungkin diberikan pengajaran untuk mengendalikan pernapasan saat berbicara. Latihan penguatan otot dan pernapasan dapat membantu memperbaiki gangguan bicara dan berlatih untuk berbicara lebih fasih dan lancar. Beberapa orang dengan gangguan bicara biasanya merasa gugup, malu, atau depresi sehingga dengan terapi bicara dapat membantu Anda mengatasi situasi ini. Seorang terapis akan mengajarkan Anda cara untuk mengatasi kondisi serta cara meningkatkan kepercayaan diri Anda. Jika Anda mengalami depresi parah, penggunaan obat antidepresan dapat membantu mengatasi masalah tersebut. Komplikasi Gangguan Bicara Komplikasi yang terjadi akibat gangguan bicara tidak diobati dapat menyebabkan seseorang mengalami rasa cemas yang berlebihan. Seiring waktu, rasa cemas ini dapat memicu gangguan atau fobia dalam berbicara di depan umum. Pengobatan dini dalam mengatasi masalah kecemasan dapat membantu mencegah berkembangnya gangguan kecemasan atau fobia. Pilihan pengobatan seperti terapi bicara dan obat anti kecemasan umumnya dapat membantu meringankan gejala ataupun kondisi pasien. Gangguan bicara yang cepat ditangani dapat membantu mencegah gangguan bicara berkembang ke kondisi yang lebih buruk seperti terjadinya depresi, termasuk dengan prospek kecacatan yang mungkin terjadi, tetapi hal tersebut akan tetap bergantung pada tingkat keparahan gangguan bicara yang dialami. Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaatMengkajifaktor pendukung terjadinya resiko cedera, klien mengalami gangguan penglihatan. xitrol 1 tts/OS. IV. Evaluasi tanggal : 16 – 4 – 2002 Jam 10.30 untuk pre operasi. LAPORAN PENDAHULUAN APENDISITIS A. DEFINISI Apendisitis adalah radang apendiks yang disebabkan oleh obstruksi atau proses infe MAKALAH AQIDAH SYARIAH DAN Jenis-jenis lain cedera otak Cedera aksonal difus Kondisi ini bisa terjadi karena rotasi kuat di kepala, seperti shaken baby syndrom sindrom bayi terguncang, atau oleh kekuatan rotasi seperti kecelakaan mobil. Gegar otak/Mild Traumatic Brain Injury mTBI atau cedera otak ringan Gegar otak bisa disebabkan oleh pukulan langsung ke kepala, luka tembak, atau goyangan kepala yang keras. Gegar otak merupakan jenis cedera otak traumatik yang paling umum. Luka memar Kondisi ini disebabkan oleh memar berdarah di dalam otak karena kekuatan pukulan atau hentakan di kepala. Cedera Coup-Contrecoup Cedera otak ini mengacu pada kemunculan luka memar pada daerah yang berlawanan dengan lokasi trauma. Jenis cedera ini mungkin terjadi ketika intensitas pukulan begitu hebat hingga tak hanya membuat memar, tetapi juga menyebabkan perpindahan lokasi cedera karena otak terbanting ke sisi yang berlawanan. Second impact syndrome Kondisi ini terjadi ketika seseorang mengalami benturan kedua sebelum cedera sebelumnya pulih. Cedera kedua muncul beberapa hari atau minggu dari yang pertama. Hal ini bisa menyebabkan pembengkakan dan kerusakan otak. Cedera penetrasi Cedera kepala terbuka, juga dikenal sebagai cedera penetrasi, merupakan cedera otak yang disebabkan oleh lapisan kepala yang diterobos oleh benda tajam. Cedera penetrasi umum terjadi akibat tusukan pisau, tembakan peluru, atau benda tajam lainnya yang menembus tengkorak kepala hingga ke bagian otak. Shaken baby syndrome sindrom bayi terguncang Abusive head trauma atau shaken baby syndrome sindrom bayi terguncang merupakan tindakan kekerasan yang menyebabkan cedera otak traumatik. Ini muncul ketika seseorang mengguncang bayi secara agresif. Sindrom terkunci Ini merupakan kondisi neurologis langka di mana seseorang tidak dapat secara fisik memindahkan bagian tubuh mereka selain melalui mata. Cedera kepala tertutup Kondisi ini terjadi karena adanya pemukulan yang tidak menyebabkan penetrasi pada tengkorak. Pada cedera ini, otak bengkak hingga tidak cukup ditampung tengkorak. Hal ini menyebabkan peningkatan tekanan dalam tengkorak. Gejala Apa saja tandan dan gejala cedera otak? Setelah mengalami cedera di kepala, Anda akan mengalami beberapa gejala yang menandakan trauma otak seperti Keluar cairan dari telinga atau hidung Hilang kesadaran Dilatasi bagian tengah mata hitam besar dan tidak mengecil dalam cahaya atau ukuran pupil yang tidak sama Perubahan penglihatan penglihatan kabur atau ganda, tidak bisa melihat cahaya terang, kebutaan Pusing Masalah keseimbangan Kesulitan bernapas Koma tidak bisa merespon orang lain Lumpuh atau sulit menggerakan tubuh Lemah Koordinasi yang buruk Nadi lambat Detak jantung lambat, dengan peningkatan tekanan darah Muntah Lesu Sakit kepala Kebingungan Telinga berdengung atau perubahan kemampuan mendengar Kesulitan dalam berpikir kesulitan dalam “berpikir dengan benar”, masalah memori, penilaian buruk, perhatian buruk Respon emosional yang tidak pantas mudah marah, mudah frustasi, menangis atau tertawa dengan tidak pantas Kesulitan berbicara Mati rasa atau kesemutan Kehilangan kontrol kandung kemih Bayi dan anak kecil dengan cedera otak, khususnya jenis traumatik, mungkin kurang bisa berkomunikasi untuk melaporkan sakit kepala, gangguan indra, kebingungan, dan gejala serupa. Pada anak dengan cedera otak traumatik, Anda mungkin menyadari Perubahan dalam kebiasaan makan atau menyusui Terus menangis dan tidak mampu dihibur Sifat lekas marah yang tidak biasa atau mudah marah Perubahan kemampuan untuk memperhatikan Perubahan kebiasaan tidur Suasana hati sedih atau depresi Kehilangan minat bermain dengan mainan favorit atau beraktivitas Kapan saya harus pergi ke dokter? Orang yang diduga mengalami cedera otak harus segera ditangani di Unit Gawat Darurat UGD rumah sakit terdekat atau dokter bedah ahli. Cepat temui dokter jika Anda atau anak Anda mengalami gejala yang ditemukan di atas. Carilah pertolongan medis darurat jika terdapat tanda atau gejala cedera otak traumatik setelah benturan baru-baru ini atau cedera traumatik ke kepala lainnya. Penyebab Apa penyebab cedera otak? Jenis cedera otak, yaitu traumatik dan non-traumatik dibedakan atas penyebabnya. Berikut ulasan soal penyebab di balik kondisi tersebut Cedera otak traumatik Kejadian umum penyebab cedera otak traumatik, terutama trauma kepala adalah berikut Jatuh Jatuh dari tempat tidur, terpeleset di kamar mandi, salah langkah, jatuh dari tangga, dan jatuh lainnya adalah penyebab paling umum cedera otak traumatik secara keseluruhan, terlebih pada orang dewasa yang lebih tua dan anak kecil. Kecelakaan bermotor Tabrakan yang melibatkan mobil, sepeda motor, atau sepeda—dan pejalan kaki yang terlibat dalam kecelakaan tersebut—adalah penyebab umum cedera otak traumatik. Kekerasan Sekitar 20 persen cedera otak traumatik disebabkan oleh kekerasan, misalnya luka tembak, kekerasan dalam rumah tangga atau penyiksaan anak. Sindrom guncangan bayi adalah cedera otak traumatik karena guncangan kuat pada bayi yang merusak sel-sel otak. Cedera olahraga Cedera otak traumatik mungkin disebabkan oleh cedera dari beberapa jenis olahraga, termasuk sepakbola, tinju, football, bisbol, lacrosse, skateboarding, hoki, dan olahraga berisiko tinggi atau ekstrem lainnya, terutama di usia muda. Ledakan dan cedera akibat perkelahian lainnya Ledakan adalah penyebab umum cedera otak traumatik dalam personil militer yang bertugas. Walaupun mekanisme kerusakan belum begitu dimengerti, banyak peneliti percaya bahwa gelombang tekanan yang masuk melalui otak secara drastis mengganggu fungsi otak. Cedera otak non-traumatik Kondisi ini merupakan hasil dari penyakit atau kondisi dalam tubuh dan tidak disebabkan oleh pukulan di kepala. Berikut merupakan penyebab umum kondisi ini Stroke penyebab utama Kekurangan oksigen tenggelam atau tersedak Tumor Penyakit lain, seperti kanker Infeksi otak atau peradangan Kelainan metabolik Overdosis obat-obatan Faktor risiko Apa saja yang meningkatkan risiko cedera otak? Cedera otak bisa terjadi akibat trauma fisik seperti kecelakaan, persalinan atau karena jenis cedera lain, seperti trauma atau penyakit. Pada jenis cedera otak traumatik, orang yang paling berisiko terkena adalah Anak-anak, terutama bayi baru lahir sampai anak berumur 4 tahun Orang dewasa muda, terutama yang berumur antara 15 dan 24 tahun Orang dewasa berumur 75 tahun dan lebih Menurut Brain Injury Association of America, lima aktivitas utama yang bertanggung jawab menyebabkan gegar otak pada anak dan remaja berumur 5-18 tahun yaitu Bersepeda American football Basket Aktivitas taman bermain Sepakbola Diagnosis Bagaimana dokter mendiagnosis cedera otak? Mendiagnosis kondisi ini bisa dilakukan dengan cepat, tapi tergantung tingkat keparahannya. Tim medis mungkin akan melakukan tes dan pemeriksaan di rumah sakit. Hal tersebut berguna untuk memberikan perawatan yang tepat untuk pengidap. Berikut pemeriksaan yang mungkin akan dilakukan tim medis untuk orang dengan kondisi cedera otak Glasgow Coma Scale GCS Cedera ini biasanya darurat karena bisa berakibat buruk dengan cepat tanpa perawatan. Glasgow Coma Scale GCS atau Skala Koma Glasgow sering digunakan untuk menilai cedera kepala. Ini adalah skala dari 3-15 yang mengidentifikasi seberapa serius cedera kepala, berdasarkan gejala dan apakah otak telah rusak dengan 3 paling parah dan 15 paling ringan. Glasglow Outcome Scale GOS Glasglow Outcome Scale GOS merupakan pemeriksaan deskriptif yang digunakan oleh tim perawatan kondisi cedera ini. GOS bisa membantu menentukan langkah selanjutnya dalam perawatan, tapi ini tidak berguna dalam mendeteksi peningkatan kecil dan bertahap. Jika Anda mengamati seseorang terluka atau tiba segera setelah cedera, Anda mungkin mampu memberikan informasi yang berguna dalam menilai kondisi orang yang cedera kepada personel medis. Ada lima penilaian deskriptif yang memungkinkan dalam GOS adalah Mati Cedera parah atau kematian tanpa pemulihan kesadaran Vegetatif Kerusakan parah dengan keadaan tidak responsif yang berkepanjangan dan berkurangnya fungsi mental Cacat berat Cedera parah yang membutuhkan pertolongan permanen dalam kehidupan sehari-hari Cacat sedang Tidak memerlukan asisten setiap hari Pemulihan baik Kerusakan ringan dengan defisit neurologis dan psikologis minor Beberapa tes pencitraan yang berguna untuk membantu mendiagnosis cedera otak meliputi Computerized tomography CT scan Magnetic resonance imaging MRI. Pengobatan Seperti halnya tidak ada dua orang yang sama persis, cedera otak juga tidak mungkin identik dengan satu lainnya. Untuk beberapa orang, kondisi tersebut merupakan awal dari proses penyakit yang panjang. Kondisi ini butuh satuan penanganan yang berasal dari pengobatan lengkap dan dukungan berbasis komunitas yang disediakan oleh dokter berpendidikan yang tepat. Jika Anda mengalami kondisi ini, keluarga dan orang-orang tercinta adalah faktor penting dalam perawatan. Berikut adalah perawatan yang dilakukan untuk menangani kondisi ini Perawatan di rumah sakit Jika Anda mengalami gejala cedera otak, Anda harus segera pergi ke Unit Gawat Darurat UGD. Tim medis kemudian akan fokus menyelamatkan nyawa Anda dengan menyingkirkan kemungkinan cedera dan kerusakan lain. Jika cedera otak Anda termasuk yang sedang atau parah, Anda membutuhkan perawatan khusus di Intensive Care Unit ICU dengan alat-alat media, seperti ventilator, hingga mesin EKG/EEG. Hal ini diperlukan, khususnya ketika Anda mengalami koma atau tidak stabil secara medis. Ketika Anda dinyatakan stabil secara medis, Anda akan dipindahkan ke ruangan dengan perawatan tingkat menengah, di bawah ICU. Kemungkinan Anda juga akan melewati rehabilitasi. Obat Pengobatan untuk orang dengan cedera otak dipilih, diresepkan, dan diawasi dengan hati-hati, sesuai dengan kondisi individu. Apoteker mungkin akan menjelaskan lebih rinci soal tujuan dan efek sampingnya. Berikut adalah penjelasan umum tentang obat cedera otak Analgesik dapat digunakan untuk penghilang rasa sakit dan pengatur nyeri Obat anti-cemas untuk perasaan takut, ketidakpastian, dan gugup Obat anti-koagulan untuk mencegah pembekuan darah Obat anti-depresan untuk merawat gejala depresi Obat anti-psikosis untuk mengatasi gejala psikotik, seperti halusinasi dan gangguan tidur. Relaksan otot untuk mengurangi kejang otot atau kelenturan Agen sedatif-hipnotis untuk menginduksi tidur atau menekan sistem saraf pusat di area respon mental dan fisik, kesadaran, tidur, dan rasa sakit Stimulan untuk meningkatkan tingkat kewaspadaan dan perhatian. Orang dengan cedera parah mungkin juga memiliki cedera lain yang harus ditangani. Perawatan tambahan di ruang darurat atau ICU rumah sakit akan fokus pada mengurangi kerusakan sekunder karena radang, pendarahan, atau berkurangnya persediaan oksigen menuju otak. Pengobatan untuk membatasi kerusakan sekunder ke otak segera setelah cedera mungkin termasuk Diuretik Obat ini mengurangi jumlah cairan di dalam jaringan dan meningkatkan pengeluaran urin, membantu mengurangi tekanan di dalam otak. Obat anti-kejang Orang yang mengalami cedera otak traumatik sedang atau parah berisiko mengalami kejang selama minggu pertama setelah cedera. Obat anti-kejang mungkin diberikan selama minggu pertama untuk menghindari kerusakan otak tambahan apapun yang mungkin disebabkan oleh cedera. Pengobatan anti-kejang tambahan hanya digunakan jika kejang terjadi. Obat pemicu koma Dokter kadang-kadang menggunakan obat yang membuat orang koma sementara karena otak yang koma membutuhkan lebih sedikit oksigen untuk berfungsi. Obat ini terutama membantu jika pembuluh darah, yang ditekan oleh meningkatnya tekanan di dalam otak, tidak sanggup mengalirkan jumlah nutrisi dan oksigen biasa ke sel-sel otak. Operasi darurat mungkin diperlukan untuk mengurangi kerusakan tambahan ke jaringan otak. Operasi mungkin berguna untuk menangani masalah berikut Menghilangkan darah yang menggumpal hematoma Memperbaiki tengkorak yang retak Membuka celah pada tengkorak Cara mencegah cedera otak Ikuti tips di bawah ini untuk mengurangi cedera otak traumatik Sabuk pengaman dan kantong udara Selalu kenakan sabuk pengaman di dalam kendaraan bermotor. Anak kecil harus selalu duduk di bangku belakang mobil dan dijaga di bangku yang aman bagi anak kecil atau jok yang cocok untuk ukuran dan berat badannya. Alkohol dan penggunaan obat-obatan Jangan berkendara di bawah pengaruh alkohol atau obat-obatan, termasuk obat resep yang dapat mengganggu kemampuan berkendara. Helm Kenakan helm saat mengendarai sepeda, skateboard, sepeda motor, mobil salju atau kendaraan semua medan. Juga kenakan pelindung kepala yang tepat selagi bermain baseball atau olahraga kontak, ski, skating, snowboard, atau naik kuda.
Workshop yang diadakan oleh biro konsultasi kecerdasaan tersebut, merupakan penerapan teori tentang pengaktivan otak tengah yang membantu anak untuk meningkatkan daya konsentrasi, kreatifitas
Gagap adalah kondisi yang mengganggu kemampuan seseorang dalam berbicara. Kondisi ini ditandai dengan pengulangan suku kata, kalimat, suara, atau pemanjangan penyebutan suatu kata. Meski bisa dialami oleh siapa pun, kondisi ini lebih sering diderita oleh anak-anak usia di bawah 6 tahun. Penyebab utama gagap belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, kondisi ini diduga berkaitan dengan faktor genetik, pertumbuhan, atau tekanan emosional psikogenik. Gagap juga bisa terkait dengan gangguan pada otak, saraf, atau otot yang terlibat dalam kemampuan berbicara neurogenik. Pada anak-anak, gagap merupakan hal yang normal, dan dapat hilang dengan sendirinya seiring Namun, pada beberapa kasus, gagap bisa berlangsung hingga dewasa dengan gejala yang makin memburuk. Hal ini dapat menyebabkan hilangnya kepercayaan diri dan terganggunya hubungan sosial. Penyebab dan Faktor Risiko Gagap Penyebab gagap belum diketahui dengan pasti, tetapi sejumlah penelitian menunjukkan bahwa gagap terkait dengan empat faktor berikut ini Faktor genetik Gen yang spesifik menyebabkan gagap sebenarnya belum diketahui. Meski begitu, data menunjukkan bahwa hampir 60% penderita gagap juga memiliki anggota keluarga yang gagap. Pertumbuhan atau perkembangan anak Gagap umumnya terjadi pada anak-anak berusia di bawah 5 tahun. Hal ini terjadi karena belum sempurnanya kemampuan berbahasa atau berbicara pada anak, sehingga tergolong wajar. Neurogenik Gagap dapat dipengaruhi oleh gangguan pada otak, saraf, dan otot yang terlibat dalam kemampuan berbicara. Kondisi ini bisa disebabkan oleh kecelakaan, bisa juga akibat penyakit, seperti stroke, cedera otak traumatis, atau penyakit Alzheimer. Trauma emosional psikogenik Meski jarang terjadi, gagap juga dapat terkait dengan trauma emosional. Kondisi ini biasanya terjadi pada orang dewasa yang mengalami stres berat, atau penyakit kejiwaan tertentu. Selain kondisi di atas, terdapat beberapa faktor yang dapat memicu kemunculan atau perburukan gagap, yaitu Jenis kelamin pria Usia di atas 3,5 tahun Tumbuh kembang yang terhambat pada masa kanak-kanak Stres, misalnya saat dipojokkan, dipaksa untuk lekas berbicara, atau ditekan Gejala Gagap Gejala gagap biasanya muncul pertama kali saat anak berusia 18–24 bulan. Penderita gagap mengalami kesulitan dalam berbicara, yang ditandai dengan keluhan berikut Kesulitan memulai kata, frasa, atau kalimat Pengulangan pada bunyi, suku kata, atau kata, misalnya menyebut kata “makan” dengan “ma-ma-ma-makan” Perpanjangan pada kata atau suara dalam sebuah kalimat, misalnya menyebut kata “minum” dengan “emmmmmm-minum” Adanya jeda saat berbicara Adanya suara tambahan, seperti “um” atau “aaa” pada jeda saat berbicara Tegang atau kaku pada wajah dan tubuh bagian atas saat mengucapkan sebuah kata Timbul perasaan cemas sebelum berbicara Selain keluhan di atas, gagap juga menimbulkan tanda dan gejala fisik berupa Bibir atau rahang gemetar Mata berkedip secara berlebihan Tangan sering mengepal Otot wajah berkedut Wajah yang menegang Gejala gagap dapat memburuk ketika penderitanya merasa lelah, stres, terburu-buru, atau bahkan terlalu bersemangat dalam suatu hal. Namun, gagap dapat tidak muncul ketika penderita tengah bernyanyi atau berbicara dengan dirinya sendiri. Kapan harus ke dokter Gagap yang terjadi pada anak-anak usia 2–6 tahun merupakan kondisi yang normal. Hal tersebut adalah tanda bahwa anak belajar berbicara, dan akan membaik seiring pertambahan usia. Namun jika berlangsung lama, anak yang gagap memerlukan penanganan. Segera ke dokter jika Anda menyadari ada hal yang berbeda dengan anak Anda, seperti Gagap berlangsung lebih dari 6 bulan atau bertahan hingga anak berusia 5 tahun. Gagap terjadi bersamaan dengan gangguan berbicara yang lain, seperti terlambat berbicara. Gagap disertai dengan ketegangan otot atau anak terlihat kesulitan untuk berbicara. Anak sulit untuk berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang lain di sekolah atau di lingkungan tempat tinggal. Anak mengalami gangguan emosional atau kecemasan, seperti takut atau menghindari situasi yang mengharuskannya berbicara. Anak mengalami kesulitan untuk mengucapkan semua kata. Diagnosis Gagap Dalam mendiagnosis gagap, dokter akan melakukan tanya jawab dengan orang tua pasien tentang riwayat kesehatan pada anak dan keluarga, serta interaksi sosial anak dengan teman-temannya. Selanjutnya, dokter atau terapis bicara dan bahasa akan melakukan pengamatan terhadap pasien yang meliputi Usia anak Awal kemunculan gejala gagap Lama berlangsungnya gejala Perilaku anak Dokter juga akan menanyakan keluhan akibat gagap yang dialami anak atau orang tua dalam aktivitas sehari-hari. Selagi berbicara dengan anak, dokter juga akan mengevaluasi kegagapan dan kemampuan berbahasa anak. Pengobatan Gagap Biasanya, gagap pada anak akan hilang seiring dengan bertambahnya kosakata dan kemampuan anak untuk bicara. Sebaliknya, gagap yang bertahan hingga dewasa umumnya sulit untuk diobati. Namun, ada sejumlah terapi yang dapat membantu penderita mengendalikan gagap. Terapi untuk mengatasi gagap bisa berbeda-beda, tergantung pada usia atau kondisi kesehatan pasien. Tujuan terapi ini adalah untuk mengembangkan keterampilan pasien, seperti Meningkatkan kelancaran berbicara Mengembangkan komunikasi yang efektif Meningkatkan kemampuan bersosialisasi dengan banyak orang di sekolah, tempat kerja, atau lingkungan sosial lainnya Berikut ini adalah beberapa jenis terapi yang bisa dilakukan untuk mengatasi gagap Terapi wicara Terapi ini bertujuan untuk mengurangi gangguan dalam berbicara dan meningkatkan kepercayaan diri pasien. Terapi bicara berfokus untuk mengendalikan gejala gagap saat berbicara. Saat terapi wicara, pasien akan diberikan arahan untuk meminimalkan munculnya gagap dengan berbicara lebih perlahan, mengatur pernapasan saat berbicara, dan memahami kapan gagap akan muncul. Terapi ini juga dapat melatih pasien untuk mengelola kegelisahan yang sering muncul ketika akan berkomunikasi. Penggunaan peralatan elektronik Pasien dapat menggunakan peralatan khusus yang dapat membantu meningkatkan kefasihan berbicara. Salah satu alat yang sering digunakan untuk mengendalikan gejala gagap adalah DAF atau delayed auditory feedback. Alat ini bekerja dengan merekam ucapan pasien dan langsung memperdengarkannya ke pasien dalam kecepatan yang lebih lambat. Dengan mendengar rekaman dari alat ini, pasien akan terbantu untuk bicara dengan lebih lambat dan jelas. Terapi perilaku kognitif Terapi perilaku kognitif bertujuan untuk membantu mengubah pola pikir yang dapat memperburuk kondisi gagap. Selain itu, metode ini juga dapat membantu pasien mengelola stres, kecemasan, depresi, dan rasa tidak percaya diri yang dapat memicu gagap. Keterlibatan orang lain Keterlibatan orang lain sangat berpengaruh pada proses pengendalian gagap. Memahami cara berkomunikasi yang baik dengan penderita gagap, dapat membantu memperbaiki kondisinya. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk berkomunikasi secara efektif dengan penderita gagap adalah Dengarkan apa yang penderita sampaikan. Lakukan kontak mata secara alami dengan penderita selagi berbicara. Hindari melengkapi kata yang ingin disampaikan penderita. Biarkan penderita menyelesaikan perkataannya. Pilih tempat berbicara yang tenang dan nyaman. Bila perlu, atur momen ketika penderita tengah merasa sangat tertarik untuk menceritakan sesuatu. Hindari bereaksi negatif ketika gagap kambuh. Berikan koreksi dengan lembut dan puji penderita ketika menyampaikan maksudnya dengan lancar. Ketika sedang berbicara dengan penderita, lawan bicara disarankan untuk berbicara secara perlahan. Hal ini karena penderita gagap secara tidak sadar akan mengikuti kecepatan berbicara lawan bicaranya. Jika lawan bicaranya berbicara secara perlahan, penderita gagap juga akan berbicara perlahan, sehingga dapat lebih lancar menyampaikan maksudnya. Komplikasi Gagap Belum ada bukti yang menunjukkan bahwa gagap dapat menyebabkan komplikasi berupa penyakit lain. Komplikasi yang umumnya terjadi karena kondisi ini adalah Gangguan dalam berkomunikasi dengan orang lain Fobia sosial Kecenderungan untuk menghindari aktivitas yang melibatkan bicara Kehilangan peran dalam sekolah, tempat kerja, dan tempat tinggal Perundungan atau bullying dari orang lain Rendahnya kepercayaan diri Pencegahan Gagap Gagap tidak dapat dicegah. Meski begitu, jika anak Anda atau Anda memiliki gejala atau faktor yang meningkatkan risiko gagap, lakukanlah pemeriksaan ke dokter secepatnya. Bila gagap diketahui sejak dini dan segera ditangani, perkembangan penyakit dapat dihambat dan komplikasi dapat dicegah.
| Υзумуዠиμ οւор | Աкрοхрቯж шыхрощጵпոш դо |
|---|---|
| Прևслоλ рθх | Γабрωзен аснаጆе մиֆысн |
| ጡянե ոዚ фаσը | Упрорιг φюτօсωሹ οчθд |
| Брεбаглυтο рևщ υφιдե | Жи ጺαхоፈጸ ዪጄուռобሬ |